Minggu, 23 Oktober 2011

" Sepucuk Surat Dari Ayah dan Ibu "

Anank-ku....

Ketika Aku Semankin Tua...
Aku Berharap Kamu Memahami...
Dan Memiliki Kesabaran Untuk-ku...

Suatu Ketika aku Memecahkan Piring, Atau Menumpahkan Sup di Atas Meja Karena Pengelihatan ku Berkurang. Aku Berharap Kamu Tidak Memarahi ku. Karena Orang Tua itu Sensitif . Selalu Merasa Bersalah jika Kamu Berteriak.

Ketika Pendengaran-ku Semakin Memburuk,dan Aku Tidak Bisa Mendengar Apa Yang Kamu Katakan. Aku Berharap Kamu Tidak memanggil ku TULI. Mohon Di Ulangi Apa Yang Kamu Katakan atau Menuliskan-nya.

MAAF anak ku.....Aku Semakin Tua...

Ketika Lutut ku mulai LEMAH, Aku Berharap Kamu memiliki Kesabaran Untuk Membantu mengajak Aku untuk Berdiri. Seperti bagaimana Aku Selalu membatu kamu sewaktu kamu masih kecil untuk Belajar Berjalan.

Aku mohon jangan pernah bosan denagn Aku. Ketika aku terus mengulangi apa yang
Aku Katakan " Seperti Kaset Rusak ", Aku berharap kamu terus mendengarkan aku. Tolong jangan mengejek ku Atau Bosan Tuk Mendengarkan Suara-ku.

Apakah Kamu Ingat Waktu Kamu Masih Kecil Dan Kamu Ingin Sebuah Balon ?. Kamu mengulangi Apa Yang Kamu mau BerUlang-Ulang Sampai Kamu mendapatkan Apa Yang
kamu Inginkan.

Maafkan juga Bau ku. Tercium seperti orang yang sudah Tua. AKu mohon jangan memaksa ku Untuk Mandi. "Tubuh-ku Lemah"
Orang Tua Mudah Sakit. Karena mereka rentan dengan dingin. Aku Berharap, aku tidak terlihat kotor bagi mu.

Apakah kamu ingat ketika Kamu masih kecil ?. Aku Selalu Mengejar-Ngejar Kamu. Karena Kamu tidak ingin mandi. Aku berharap kamu bisa Bersabar Dengan Aku ketika aku selalu rewel. Ini semua bagian menjadi dari menjadi tua. Kamu akan pasti mengerti Jika kelak kamu akan tua.

Dan Jika kamu memiliki waktu Luang, Aku berharap kita bisa berbicara walau hanya beberapa menit. Karena aku selalu sendiri sepanjang waktu ku. Dan tidak memiliki Sseorangpun untuk mengajak berbicara.

Aku tau kamu selalu sibuk dengan pekerjaan mu, bahkan Jika kamu tidak tertarik dengan cerita ku. Aku mohon berikan waktu untuk bisa bersama mu.

Apakah kamu ingat waktu kamu masih kecil, aku selalu mendengarkan Apapun yang kamu bicarakan. Tentang segala mainan mu ..

MAAF....Ketika Saat-nya tiba.
Dan Saat Aku Hanya Terbaring Karena Sakit dan Sakit. Kalau Saja Aku Mengompol atau
Membuat Berantakan. Aku berharap kamu memiliki kesabaran Untuk Merawat ku.

Selama Beberapa Saat Terakhir Dalam
Hidup ku, Aku Mungkin Tidak Akan Bertahan
Hidup Lebih Lama. Ketika Waktu Kematian ku Datang, aku berharap kamu selalu memegang tangan ku dan memberikan kekuatan Untuk menghadapi Kematian.

Dan Jangan Khawatir wahai Anak-ku, Ketika Aku Bertemu Dengan Sang Pencipta. Aku Akan Berbisik Kepada-Nya Agar Senantiasa Memberikan Berkah Pada-mu. Karena Kami Mencintai-mu.

" Ayah dan Ibu "
Terima Kasih Atas Segala Perhatian mu. Kami Selalu mencintai mu Dengan KASIH SAYANG Yang Berlimpah.
Hamba

" Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo ".

“ Ya Tuhanku, Ampunilah aku, ibu bapak ku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar